Why we cannot tolerate criticism

A lady came to me complaining that she is hurt by even small criticisms coming from others.
She said she was very sensitive. I asked her to stop using that word. I said, ‘You are not sensitive. A really sensitive person will be porous; she will allow the words to pass through her.
Only arrogant people get hurt. If you are hurt, please understand that you are arrogant. You are strong like a stone, which is why words come and hit you.’

A sensitive person would have allowed the words pass through her; she will never suffer. Even if someone is deliberately rude, a sensitive person understands where such a person is coming from and is not defensive. Suffering is always from arrogance, never from sensitivity. A person who is sensitive will never suffer. A sensitive person will suffer on account of another person in distress, not for oneself.

You suffer from words when you stop them, when you resist them, when you create your own meaning out of them. When we do not create our own meanings out of words, we do not suffer. We play with words. We always choose nice words to support our ego. We do not say, ‘I am hurt because I am arrogant.’ We always use polished words such as, ‘I am hurt because I am sensitive.’ Please don’t cheat yourself with words. Let your words be unfiltered by your ego.

Let me tell you a small story:
Once, a contractor wanted to donate a sports car to an official. The official refused, saying, “I am an honest person and I cannot think of accepting this gift.” The contractor asked him, “In that case how would it be if I sell you this car for Rs 10?’ The official replied immediately, ‘In that case, I will have two cars!’ When an untruth is wrapped in gift packing, you forget you have a problem. You accept it without a murmur. However, when truth is presented bare, you do protest. Presented bare, truth hurts; ego cannot tolerate truth easily.

We are so concerned about politically and socially correct statements, it seems no longer acceptable for anyone to speak the truth. But it seems to be perfectly acceptable to lie in a politically correct manner. Ramakrishna says beautifully, ‘Let your words and mind be straightened.’ Whatever is, let it be offered straight without filtering. Learn to accept truth bare. At least you will know you have a problem that you can solve.

WHY DO WE YELL !!!!

A sage asked his disciples, “Why do people yell at each other when they are upset?”

The disciples thought for a while, and one said, “We lose our calm and so we yell!”

“But explain to me, why do you yell when the other person is right next to you?” asked the sage. “Isn’t it possible to speak to him or her with a soft voice? Why do you yell at a person when you are angry?” The disciples gave some answers but none satisfied the sage.

Finally, the sage explained.

“When two people are angry at each other, there is a distance which arises between their hearts. To cover that distance they must yell, to be able to hear each other. The angrier they are, the louder they will have to yell to hear each other through that great distance.” Then the sage asked, “What happens when people are in love? They do not yell at each other but talk softly. Why? Their hearts are very close. The distance between them is very small.”

The sage continued, “What happens when their love for the other grows even more? They do not speak, they only whisper. Their hearts come even closer with love. Finally, they need not even whisper... they only look at each other and that is all. That is how close people are when they love each other. The heart is like one.”

Apply it:
Next time you get angry, try speaking in a soft voice. Your anger will reduce a lot.

Are You Always Right?

http://www.lifemotivations.com/index.html

Do you know someone who always wants to be right, and then has to tell you why they are right and you are wrong? They always have an opinion, and when something goes wrong, they have to tell you why it went wrong and why they knew it was going to go wrong.
You might pose a question to this person that they might not know the answer to, but that they think they should know or you think they should know, and then the fur goes up on their back like a cat and they spew forth their superior knowledge. Whether it is or not, they will tell you it is superior.

They just have to tell you why they are right and you are wrong, and they do this from a perspective only they can understand. So you just stand or sit there shaking your head wondering why they have to be right all of the time, when most of us are wrong most of the time.
They have their mental model of the world so tightly compacted around themselves that they think they are the smartest and the greatest ever to live.

Well I’ve got news: they are just a pain in the ass. And I am sure you know one or two of these people, and I hope it is not your boss, because that is a royal pain.
Why do people have to behave like this? Why do people think they have to know it all? Why do they have to be right and everyone else has to be wrong? Is there some low self-esteem working in their head, so they have to prove to everyone how good they are?

Now here is an interesting question: do you have a little of these behaviors in yourself?
I know you tell me no, but I am not so sure. We probably all have a little of the defensive in us, but let me share with you that if you have any of these behaviors it is wise to unload these thoughts of defense. They are not persuasive, people say things behind your back, and they just prove that you are not smarter than everyone else. Believe me, people will try to convince you of their superiority- but they are not superior. So if you have any of these behaviors you have to be honest with yourself, make a change and watch things turn around with your relationships.

SILATURRAHIM

Untuk mempastikan diri kita menjadi hamba Allah yang baik atau dengan tepatnya menjadi 'khalifahtullah' di atas muka bumi ini, kesempurnaannya amat bergantung kepada sejauh mana seseorang itu mampu mengharmoniskan hubungannya dengan Yang Maha Pencipta Allah S.W.T. dan juga sejauh mana kemampuan seseorang itu menserasikan hubungannya dengan sesama manusia. Inilah yang menjadi titik tolak dalam kehidupan insan muslim mukmin yang beriman dengan Allah S.W.T. Inilah yang Tuhan firmankan dalam al-Qur'an:
Maksudnya:
'Ditimpa kehinaan mereka walau di mana mereka berada melainkan berjaya berpegang dengan agama Allah S.W.T. dengan menghubungkan diri dengan Allah S.W.T. dan juga berbuat baik sesama manusia..'(Surah Ali-Imran: 112)

Alhamdulillah, agama Islam yang kita anuti ini, begitu prihatin dan telah menyusun adab-adab serta disiplin- disiplin hubungan yang diperlukan sebagai pra-syarat kepada kesempurnaan kita untuk menjadi khalifah Allah S.W.T. Islam telah menyusunnya dengan begitu terperinci satu persatu dengan tujuan mempastikan supaya kehidupan hamba Allah itu berjalan dengan penuh harmoni,dengan penuh selesa,dengan penuh damai dan jayanya. Disusun begitu rupa bermula daripada beberapa adab dan disiplin yang begitu banyak yang antaranya disusun adab-adab berkeluarga, adab-adab kehidupan berumah tangga, adab bersuami isteri dan adab beranak pinak. Ini semata-mata bertujuan agar keluarga itu dapat mengecapi kebahagiaan sebagaimana yang diungkapkan 'Baiti Jannati',Rumahku Syurgaku. Kemudian disusun pula dengan adab-adab berjiran tetangga atas dasar hormat-menghormati supaya kehidupan sekampung dan sehalaman itu selesa berbahagia agar tidak bersengketa antara satu dengan yang lain. Islam juga tidak cuai dalam menyusun adab dan disiplin hubungan antara sesama umat Islam,yang bermatlamatkan untuk benar-benar dapat merealisasikan apa yang Allah S.W.T. firmankan dalam al-Qur'an:
Maksudnya:'Sesungguhnya orang yang mukmin itu bersaudara di antara satu dengan yang Lain.'(Surah al-Hujurat : 10)

Tidak juga dicuaikan oleh Islam di mana disusun adab-adab dan perhubungan antara orang Islam dengan bukan Islam yang berteraskan kemanusiaan sebagai merealisasikan apa yang difirmankan oleh Allah S.W.T.dalam al-Qur'an;
Maksudnya:'Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendalam PengetahuanNya.(Surah al-Hujurat: 13)

Ini telah dijelaskan dalam al-Qur'an. Selain daripada itu, disusun oleh Islam berbagai-bagai adab yang lain hatta adab bertegur sapa, melarang, menasihat dan berdakwah yang semuanya ada disiplin dan ada adab yang telah ditetapkan oleh Islam, supaya dapat dilaksanakan dengan penuh harmonis dan dengan penuh selesa, sehinggakan apabila Allah S.W.T. memerintahkan Nabi Allah Musa a. s. dan Nabi Allah Harun a.s. supaya pergi kepada Firaun dengan firman-Nya:
Maksudnya:'Pergilah kamu berdua kepada Firaun kerana dia telah melewati batas kekufurannya. Maka kamu berdua bercakaplah padanya dengan kata-kata yang lemah-lembut mudah-mudahan dia akan ingat dan takut akan Allah S.W.T.'(Surah Taha: 43-44)

Hingga begitu rupa sekali walaupun Firaun itu memang ternyata kufurnya, memang ternyata tergelincir daripada landasan yang sebenar, tetapi masih lagi dipentingkan adab bagi Nabi Musa a.s. dan Harun a.s.untuk menyeru Firaun supaya kembali ke jalan Allah. Begitulah pendekatan yang digunakan dalam Islam untuk menserasikan, melunaskan dan mewujudkan keharmonian antara manusia dengan manusia di samping hubungan manusia dengan Allah S.W.T.
Khatib berasa terpanggil untuk menjelaskan perkara ini, kerana terdapat kekeliruan yang diketengahkan di tengah- tengah masyarakat hingga menyebabkan masyarakat terpinga-pinga dan terkeliru dengan beberapa keadaan yang menjejaskan maruah umat Islam dan juga imej Islam itu sendiri. Dikatakan bahawa untuk menyampaikan sesuatu mesej itu, Islam membenarkan kita menggunakan cara yang kasar, cara menggunakan maki hamun, cara menggunakan mencarut atau sebagainya, apakah begitu? Apakah benar begitu? Kalau kita terima kenyataan ini,kalau kita katakan bahawa Islam itu membenarkan cara maki hamun, cara mencarut, atau sebagainya untuk menyampaikan mesej, tidakkah itu bertentangan dan bercanggah dengan nas-nas yang sarih, dengan nusus-nusus Islamiah yang terang, tidakkah ia bercanggah dengan apa yang Tuhan firmankan dalam al-Qur'an:
Maksudnya:
'Dan hendaklah kamu berkata kepada manusia itu dengan kata-kata yang baik (dengan kata-kata yang lembut dan tidak menyakitkan hati.'(Surah al-Baqarah : 83)

Ini firman Allah S.W.T, kalau kita terima pandangan bahawa Islam itu membenarkan kita berkasar, kita mencarut, tidakkah itu bertentangan dengan apa yang Nabi kita Muhammad s.a.w. tegaskan dalam hadithnya:
Maksudnya:'Awasilah kamu kata-kata yang kotor, maka sesungguhnya Allah Ta'ala tidak suka (dalam erti kata benci), dengan kata-kata yang kotor dan mereka yang berperangai kotor.'

Kalau kita terima kenyataan yang kita katakan tadi, tidakkah ini bercanggah dengan apa yang Nabi sabdakan: Maksudnya:

'Bukankah sebenarnya orang yang beriman,mereka yang mencaci cela dan melaknat yang mengeluarkan kata-kata kotor dan mengeluarkan kata-kata yang hina.'

Kalau kita terima kenyataan yang kita katakan tadi, tidakkah ini bercanggah dengan apa yang Nabi sabdakan: 'Maksudnya:

'Memaki hamun orang mukmin itu, adalah satu perkara yang tergelincir, rosak dan pembunuhannya itu adalah kekufuran.'

Kalau kita terima, Islam itu membenarkan kita berkata sewenang-wenangnya, tidakkah ia bercanggah dengan apa yang Nabi sabda dalam hadithnya:Maksudnya:
'Berbahagialah mereka yang dapat menahan dan mengawal lebihan daripada lidahnya yang terlampau lancang, hingga mengeluarkan kata-kata yang lucah dan carut marut.'

Kalau kita terima bahawa insan membenarkan dakwaan mengatakan kita boleh berkata sewenang~wenang walaupun dalam bentuk tidak begitu sopan, tidakkah ini bercanggah dengan apa yang Nabi katakan dalam hadith: Maksudnya:

'Sesiapa yang beriman dengan Allah dan beriman pada Hari Akhirat, maka hendaklah ia berkata dengan kata-kata yang baik atau kalau tidak dapat melakukannya, lebih baik bendiam sahaja.'
Kalau kita terima bahawasanya kita boleh lakukan carut mencarut, maki hamun dan sebagainya tidakkah bercanggah dengan apa yang Nabi sebutkan dalam hadithnya:Makksudnya:

'Cukup atau memadai, seseorang itu dikatakan jahat, apabila dia memandang hina, merendah-rendahkan saudaranya Muslim yang Lain.'
Kalau kita terima kenyataan yang seperti itu, tidakkah ia bercanggah dengan hadith Nabi:
Maksudnya:'Tidak wajar dan tidak harus bagi seseorang mukmin itu memandang saudaranya dengan pandangan yang menyakitkan hati.'
Kalau kita terima juga kenyataan itu, bagaimana pula sabda Nabi kita Muhammad s.a.w.:
Maksudnya:'Tidak lurus seseorang hamba itu, melainkan lurus hatinya. Dan tidak lurus hatinya melainkan lurus lidahnya dapat memelihara daripada kata-kata yang keji dan tidak masuk syurga seseorang itu yang sentiasa tidak lepas daripada mengganggu gugat jiran tetangganya.'

Inilah akibat atau implikasi andaikata kita terima kenyataan yang sebegitu rupa, yang jelas kelihatan kepada kita merosakkan umat Islam itu sendiri bahkan merosakkan imej Islam itu sendiri. Tidak ada salahnya kita berlainan pendapat, tidak ada salahnya kita berbeza pandangan, kerana itu lumrah hidup manusia. Tetapi sejauh mana mampu kita mengendalikan perbezaan itu untuk memastikan ia benar-benar berada dalam keadaan baik, benar-benar diasaskan dengan pertimbangan yang rasional dan benar-benar tidak diruntuni sebarang sentimen. Malah, walaupun berbeza- beza pendapat, hingga kalau perlu kepada perdebatan dan perbahasan pun Islam mengatur disiplinnya. Bukankah Allah S.W.T. telah berfirman:
Maksudnya:
'....Bermujadalahlah, berdebatlah atau berbahaslah kamu dengan mereka itu dengan cara yang lebih jitu yang terlebih baik, yang terlebih lunak... '(Surah an-Nahl : 125)

Inilah yang harus kita fikirkan kalau kita terima kenyataan-kenyataan yang boleh menjejaskan imej umat Islam itu sendiri.Persoalannya, apakah kita perlu, dalam menyampaikan sesuatu mesej itu, kita mesti mengikut rentak-rentak orang. Apakah untuk menyampaikan satu-satu mesej itu, kita perlu mengikut, meniru cara orang Barat. Orang Barat memanglah hidupnya begitu lepas, tidak tahu dibezakan yang mana baik dan buruknya lagi. Apakah kita perlu meniru begitu kalau kita ingin menyampaikan sesuatu mesej? Maka kita harus tiru mereka, tutur kata lucah mereka, tutur kata yang jijik, tutur kata yang cemar? Kemudian harus dianggap cara itu tinggi nilai seni dan tinggi nilai sastera. Lantas dipertahankan pula, dengan menyatakan, itu adalah cara terbaik oleh kita. Bukankah yang demikian itu hanya memperlihat betapa dalamnya sentimen diri, yang mendorong kepada fanatik atau ta'asub.Harus diingat, apabila sentimen menguasai diri, mata kita akan gelap melihat segala-galanya. Bak kata ungkapan, 'mata musuh gelap menimbang kebaikan, mata kawan buta melihat kesalahan. 'Lantas menghasilkan pula ungkapan 'Perbuatan kita benar belaka, perbuatan orang salah semua'.

Inilah yang harus kita pertimbangkan dan harus kita fikirkan. Khatib menarik perhatian semua ini dengan harapan tidak usah kita tersasul dan tidak usah kita terbabas dan melatah. Sesuatu yang terang bercanggah dengan ajaran Islam kita katakan itu daripada Islam.Janganlah kita termasuk dalam golongan apa yang Allah S.W.T. firmankan:
Maksudnya:
'... Usah memperdagangkan ayat-ayat Tuhan itu dengan begitu murah harganya...'(Surah al-Baqarah: 41)

Usah diseret Islam menuruti kita. kita harus menuruti Islam. Janganlah semudah itu untuk kita katakan atas nama Islam, boleh segala-gala. Boleh kita lakukan, boleh kita memaki hamun atas nama Islam, boleh kita mencaci atas nama Islam, boleh kita menggelar orang itu dan orang ini dengan berbagai-bagai gelaran yang tidak direlai oleh orang yang empunya diri. Persoalannya, harus kita merenungkan perkara ini. Mana budi bahasa kita, mana sopan santun kita, mana resam timur kita, mana adat Melayu kita, mana budi perkerti kita, mana akhlak kita? Hinggakan bukan sahaja menjatuhkan maruah atau imej kita, malah orang yang bukan Islam pun timbul kekeliruan, apa sudah jadi dengan umat Islam yang dahulunya mengatakan bahawa Islam tidak membenarkan mengeluarkan kata-kata kotor, lucah dan sebagainya tetapi sekarang sudah sebaliknya.

Bukankah ini menimbulkan kekeliruan yang merugikan orang Islam dan agama Islam itu sendiri. Apakah wajar kita samakan carut marut ini dengan firman Allah S.W.T. Apakah benar itu ajaran Islam? Bukankah Allah S.W.T. telah berfirman:
Maksudnya:
'Wahai orang yang beriman, janganlah sesuatu kaum itu mengeji atau memperolok-olokkan kaum yang lain kerana boleh jadi orang yang mereka perolok-olokkan itu lebih baik daripada mereka dan jangan pula wanita-wanita memperolok- olokkan wanita yang lain kerana boleh jadi mereka lebih baik daripada wanita-wanita itu...'(Surah al-Hujurat : 11)

Inilah yang harus kita fikirkan apa yang Tuhan tarik perhatian kita itu. Apakah sanggup kita tukarkan format tarbiah kita? Rata-rata sejak datuk nenek kita sehingga sekarang mendidik anak-anak kita supaya jangan mengeluarkan kata-kata yang kasar, jangan keluarkan maki hamun. Tersasul dari mulut anak mengeluarkan perkataan yang tak senonohpun, kita cubit mulut anak itu kerana ia tidak wajar diucapkan.

Itu dia format didikan kita, itu dia cara didikan kita. Apakah kita mahu tukarkan pula dengan pendekatan pendidikan atau methodologi pendidikan dengan cara, gaya dan budaya carut mencarut serta maki hamun ini?Inilah yang harus kita renung. Inilah yang harus sama-sama kita fikirkan. Semoga Allah S.W.T. akan memberi taufiq dan hidayah kepada kita kerana kalau cara ini berterusan, cara ini kita amalkan, maka ternyata sekali pemikiran kita sudah gersang. Apabila pemikiran kita sudah gersang, tamadun akan pincang dan akan membawa kita kecundang. Nauzubillahi min zalik.

BERBAKTI KEPADA IBU BAPA MENJAMIN KEBERKATAN HIDUP

Sempena Ramadhan yang mulia ini marilah sama2 kita renungi ibu bapa kita yang telah banyak berjasa untuk kita........ dan marilah kita sama2 memperbaiki layanan terhadap mereka.....

Saya berpesan kepada diri saya dan anak2 sekalian, marilah kita sama-sama mempertingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita menjadi insan yang soleh dan menjadi contoh terbaik kepada keluarga dan masyarakat.

Penderhakaan kepada ibu bapa adalah sebahagian gejala sosial yang berlaku dalam masyarakat. Terdapat masyarakat Islam yang menganggap memelihara dan menjaga kebajikan kedua ibu bapa bukan satu tanggungjawab penting. Fenomena ini berlaku kerana masyarakat beranggapan menjaga rumahtangga sendiri dan anak-anak lebih penting daripada mengambil berat ke atas ibu bapa. Paling malang lagi terdapat anak-anak yang menghantar kedua ibu bapa mereka ke rumah orang-orang tua dengan alasan sibuk bekerja ataupun sukar mencari penjaga. Ini adalah berita buruk dan amat menyedihkan ibu bapa.

Lebih menyedihkan terdapat ibu bapa yang telah ditempatkan di rumah kebajikan ini merayu kepada anak-anak supaya mengambil mereka kembali untuk tinggal bersama tetapi tidak diendahkan. Selain itu terdapat juga anak-anak lebih memuliakan dan menghormati kawan-kawan dan sahabat handai berbanding dengan layanan kepada ibu bapa mereka.

Islam menyeru umat Islam jangan mencontohi kisah layanan buruk ‘Alqamah terhadap ibunya yang berlaku di zaman Rasulullah SAW dalam kisah ini , ‘Alqamah telah ditimpa sakit yang amat teruk dan tidak dapat mengucap ketika hampir saat kematiannya walaupun sahabat-sahabat Rasulullah SAW telah mengajarnya berkali-kali sehinggakan Rasulullah terpaksa memanggil ibu ‘Alqamah untuk bertanyakan apa hal sebenarnya yang berlaku.

Ibu ‘Alqamah telah menerangkan kepada Rasulullah SAW bahwa dia marah kepada anaknya kerana anaknya lebih mengutamakan isteri lebih daripada ibunya sendiri. Lihatlah sidang jamaah sekalian, walaupun ‘Alqamah adalah seorang yang sangat taat dan kuat ibadatnya kepada Allah SWT, rajin bersolat, berpuasa dan bersedekah tetapi disebabkan kemarahan ibunya Allah SWT telah menutup lidahnya untuk mengucapkan kalimah syahadah.

Islam memberi amaran keras terhadap mereka yang gagal melaksanakan hak-hak ibu bapa, menderhaka atau membiarkan ibu bapa yang sudah lanjut usianya menjalani kehidupan yang sukar dan menyedihkan. Rasulullah SAW bersabda:
Maksudnya : " Tidak akan masuk syurga orang yang suka menunjuk-nunjuk pemberiannya, orang yang derhaka kepada kedua ibu bapanya dan orang yang ketagihan minuman keras. "

Apa yang nyata, berbakti kepada kedua ibu bapa, bersikap mulia serta menunaikan hak-hak terhadap mereka adalah di antara tugas yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Perintah mentaati keduanya jelas termaktub di dalam surah Lukman ayat 14: Maksudnya : " Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan dan menceraikan susunya dalam masa dua tahun; bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua ibu bapamu; dan kepada akulah tempat kembalimu ".

Hakikatnya tanggungjawab anak-anak dalam melaksanakan hak-hak ibu bapa adalah hak yang paling penting sesudah menunaikan hak Allah SWT dan hak Rasul-Nya. Lantaran itu, hendaklah kita berbakti dan berbuat baik kepada mereka, mentaati mereka, berakhlak mulia sepanjang masa kepada mereka, mengutamakan mereka dalam segala kebajikan dan kebaikan lebih daripada diri kita sendiri, anak-anak dan juga isteri.

Sesungguhnya tanggungjawab anak-anak terhadap kedua orang tua bukanlah hanya dilakukan semasa hayat mereka masih ada sahaja tetapi berterusan walaupun mereka telah meninggal dunia. Anak-anak masih boleh menyumbangkan bakti mereka dengan pelbagai amalan seperti memperbanyakkan istighfar dan berdoa untuk mereka, bersedekah, membayar segala hutang piutang serta melaksanakan semua wasiat yang mereka tinggalkan selagi wasiat tersebut tidak bercanggah dengan hukum syarak. Selain itu menghubungkan silaturahim dengan teman-teman dan kaum kerabat serta orang-orang kesayangan ibu bapa juga merupakan salah satu cara berbakti yang boleh kita lakukan.

Sekali lagi menyeru supaya kita beristiqamah dalam berbuat ihsan kepada ibu bapa supaya mereka dapat menikmati kualiti hidup yang sempurna di dunia ini. Jika kita gagal berbuat demikian, maka di kemudian hari kita akan menerima nasib yang sama. Jabir RA meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda : Maksudnya : " Berbaktilah kepada orang tua kamu (ibu bapa), nescaya anak-anak kamu akan berbakti kepada kamu. Dan peliharalah kehormatan isteri-isteri orang lain, nescaya isteri-isteri kamu akan memelihara kehormatan mereka . "

Fahamilah hakikat bahawa setiap kita adalah anak dan setiap kita juga akan menjadi ibu dan ayah. Oleh itu berlaku ihsanlah kepada ibu bapa agar setiap anak yang akan menjadi ibu dan bapa, akan dikasihani dan disayangi oleh anak-anak pula. Mimbar yang mulia ini bimbang jika ibu bapa kita hidup dalam keadaan terbiar, maka kemungkinan besar anak-anak yang akan menjadi ibu dan bapa juga akan turut terbiar dan tidak dipedulikan. Firman Allah SWT di dalam surah al-Israk ayat 7 : Maksudnya : " Jika kamu berbuat kebaikan, maka faedahnya adalah untukmu dan jika kamu berbuat kejahatan, maka berbalik kepada diri kamu juga ".

Am No Doctor-But Bad Breath Out of Nose is a Grave Concern

Halitosis (bad smelling breath) usually comes from the mouth because that's where it's produced: bad breath out of nose passages may be sign that something more complicated is going on. Most sources agree that the hydrogen sulfide smell so typical of halitosis is caused by the production of volatile sulfur compounds by bacteria living in the moth. When air is expelled from the mouth, the odor is detected. When air is expelled from the nose, the air comes from the lungs and bypasses the mouth, so it's unusual for air coming from the nostrils to smell bad.

Bad breath coming thru the nose is more likely to originate in the nose, sinuses, or throat, or even more unusually, from the lungs, lower airways or stomach. The first step is to confirm the existence of bad breath out of nose passages - your sense of smell might be off due to a viral infection or anything else that causes sinus irritation. Are you suffering from dry nose, allergies, a cold, or anything else that might be affecting your sense of smell? Your bad nose breath may be an illusion - have a good friend confirm that it's real before you overreact.

Bad breath out of nose passages may be caused by a blockage or obstruction in the nasal passages that is preventing normal airflow and drainage. Individuals, especially small children, sometimes push objects into their nostrils that may then become lodged in the airway. Swimmers may inadvertently inhale objects in water if they take in water through the nose. Occasionally undigested food gets lodged in the sinuses when an individual vomits. Any of these things can set up a situation that will result in bad breath coming through the nose.

Bad nose breath can also be a result of infection in the nose or sinuses, or even in the throat or lungs. Infection, however, seldom happens without other symptoms. If the person experiencing bad breath out of nose passages has swelling, redness, heat, or pain in the sinuses, an infection may be brewing, and a doctor should be consulted. Similarly, lung and throat infection typically also cause pain and fever. Bad breath coming thru the nose is an incidental sign of these infections that is distant from the infection itself.

Some medical conditions can result in bad breath out of nose passages; however, the odor noted in these cases is usually different from the typical hydrogen sulfide smell of halitosis. Some malignancies (cancer) of the airways can cause an odor, as can kidney and liver disease, and ketoacidosis (a serious complication of diabetes). Again, though bad breath coming thru the nose is noted, the odor comes from elsewhere. See your doctor if you notice bad nose breath and there is no obvious reason for it, especially if you are feeling at all unwell

Best and Worst Foods for Your Libido

It's no secret that the unhealthy American diet is contributing to an epidemic of obesity. But there's another hidden epidemic that our fatty diets are at the root of: a national libido crisis.
One of the big culprits, for both men and women, is obesity. As a person's weight soars, their libido plummets, due to biochemical changes that diminish blood flow. Extra weight also hinders their ability to have children—with men, it's damaged sperm; with women, it's ovulation problems. (Manage your weight with more than just food intake
The good news: With some simple changes to your diet, courtesy of the latest research from Eat This, Not That!, you can revitalize your relationship and dramatically improve your health.

FOR THE HORMONE RUSH
Eat This!1-OZ DARK CHOCOLATE
162 calories
11 g fat (6 g saturated)
10 g sugars

Chocolate is full of anandamide and phenylethylamine, two compounds that cause the body to release the same feel-good endorphins triggered by sex and physical exertion. Cocoa also contains methylxanthines, which make skin sensitive to every touch. Aim for dark chocolate, which packs more cocoa than lighter milk chocolates, and keep portions small.

Not That!WHITE CHOCOLATE
White chocolate isn't technically chocolate, since it doesn't contain any actual cocoa—which means no heightened skin sensitivity, or rush of the feel-good hormone serotonin.

FOR ENERGY
Eat This! 6-OZ SIRLOIN STEAK
414 calories
24 g fat (10 g saturated)
46 g protein

Protein has been shown to naturally boost levels of dopamine and norepinephrine, two chemicals in the brain that heighten sensitivity during sex. Your steak is also packed with zinc—a mineral that boosts libido by reducing production of a hormone called prolactin, which may interfere with arousal.

Not That! AN ENERGY DRINK

While the caffeine and sky-high sugar content will initially leave you bursting with energy, you're setting yourself up for a major crash not far down the line. Additionally, Canadian scientists found that maintaining a diet high in sugar can temporarily lower your testosterone levels, which in turn can sap your sex drive—whether you're a man or a woman. See, the more testosterone you have, the higher your arousal levels. Too much sugar sends your T into hibernation—and your libido along with it.

FOR POWER
Eat This! ½ CUP VANILLA ICE CREAM
137 calories
7 g fat (4 g saturated)
14 g sugars
2 g protein

Ice cream has high levels of calcium and phosphorus, two minerals that build your muscles' energy reserves and boost your libido. All that calcium—200 milligrams in the typical bowl—can also make you more sexually charged, since the muscles that control sexual response need calcium in order to contract properly.

Not That!TOMATOES

They're great for you in other ways, but tomatoes' lycopene and phytofluene can decrease testosterone levels. The effect isn't dramatic, but you may be better off skipping the marinara sauce if you want to get saucy.

FOR PERFORMANCE
Eat This! ½ CUP BLUEBERRIES
40 calories
10 g carbs
7 g sugars

Forget Viagra. Mother Nature's original blue potency capsules may do even more for you. Blueberries are high in soluble fiber, which helps remove excess cholesterol from the blood before it gets absorbed and deposited on artery walls. Blueberries also relax blood vessels and improve blood flow. For maximum potency and performance, eat a serving of blueberries at least three or four times a week.

Not That!SODA

Soda pop will sap your sex drive. Too much sugar will lead to spikes and crashes in your blood glucose, ultimately sapping your testosterone levels (and your libido).